ALALAK, 9/6 - Setelah SMP, SMA Global Islamic Boarding School juga mengadakan perpisahan di Minggu, 9 Juni 2024, bertempat di gedung Indoor GIBS. Bertajuk “As character grows & solidarity endures, hope shines”, acara ini dihadiri oleh Dewan Pengawas Yayasan Hasnur Centre, Ketua Umum Yayasan Hasnur Centre beserta jajaran pengurus, pimpinan lembaga unit di bawah YHC, Ketua MKKS SMA Kabupaten Barito Kuala, Deputy Director, guru, siswa-siswi, dan para orang tua.

Dalam pembukaan sambutan oleh Deputy Director in Learning, Rijali Riyadi menyebutkan perasaan yang bercampur baur kepada para siswa yang sudah berhasil melewati kebersamaan selama hampir 3 tahun. Rijali sempat menceritakan pertama kali siswa-siswi angkatan 10 ini masuk pada masa COVID-19 dan para siswa harus ikut karantina di asrama saat itu. Dengan penuh dukungan dan kepercayaan dari orang tua menempatkan anak-anaknya tetap di asrama pada masa sulit itu. Hingga kini sudah saatnya para siswa keluar dengan membawa berbagai macam pelajaran dan pengalaman yang dibawa untuk persiapan kehidupan selanjutnya.

“Education is not the preparation of life, but education is life itself. Kehidupan adalah serangkaian keputusan-keputusan yang kalian ambil. Bagaimana kalian nantinya mampu membuat keputusan yang mana di dalamnya ada tanggung jawab dan tujuan penting. Sehingga harus kalian sadari ada dampak di setiap tindakan,” pesan Rijali pada anak-anak yang akan lulus.

Dalam acara ini juga, diumumkan nominasi siswa-siswi terbaik yang digelari sebagai TOP 7 The Best Student. Para siswa tersebut adalah Dian Maharani sebagai The Best in Activities, Hamid sebagai The Best in Islamic Learning, Moreno Aditya Nurfian sebagai The Best in Natural Science, Aulia Rahman sebagai The Best in Social Science, Reyva Aqila Nabila sebagai The Best in Attitude, M. Ardiyaksa Nasir sebagai The Most Inspiring, dan Hamid sebagai The Best Overall.

Tidak lupa, pada speech yang disampaikan oleh perwakilan siswa terbaik. Hamid menyebutkan 3 tahun baginya berlalu begitu cepat.

“Kehidupan berasrama tidak pernah luput dari segala macam tantangan. Ada saat rindu yang mempererat ikatan dan konflik yang mengajarkan kita komunikasi dan pengertian. Itulah yang membangun solidaritas hebat antara kita semua,” ungkap Hamid.

Selain Hamid, speech selanjutnya juga dari perwakilan siswa terbaik yaitu M. Ardiyaksa Nasir. Dalam sambutannya mengajak teman-teman seangkatan untuk merenung atas perjalanan yang telah mereka lalui bersama, dan melihat wajah-wajah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan mereka. 

“Saya merasa terharu dan penuh syukur, terharu atas perpisahan dan penuh syukur karena memiliki kesempatan untuk melangkah maju seraya membawa serta pelajaran yang sudah kita dapat dari sekolah ini. Hidup adalah tentang belajar, jika kau berhenti, maka kau akan mati,” tutur Aksa. (nuf)