BANJARMASIN, 15/02 - Jelang keberangkatan, GIBS siapkan 20 siswa kelas VIII Boys SMP untuk mengikuti Program Immersion ke Malaysia. Berbeda dengan konsep sebelumnya yang bertajuk ‘Excursion’, program Immersion ini akan menjadi ajang untuk merasakan hidup di sekolah internasional tepatnya di UCSI International School Kuala Lumpur. Pengalaman menjadi global student akan dirasakan langsung oleh siswa yang didampingi oleh 2 pendamping selama 2 minggu ( 17 - 24 Februari 2024). Pada agenda pelepasan dihadiri juga oleh Direktur Global Islamic Boarding School yaitu Zulfikar Alimuddin dan Deputy Director in Learning yaitu Rijali Riyadi, beserta jajaran, guru, dan tidak lupa orang tua juga turut  memeriahkan agenda ini. 

Dalam sambutannya, Rijali menuturkan alasan perubahan nama dari program Excursion menjadi Immersion. Awalnya bertajuk tamasya bagi anak-anak SMP, namun kini dikemas lebih solid dan melatih siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris bersama siswa di sana. Dari sini juga bentuk komitmen sekolah dalam  mengembangkan program yang benar-benar memberikan pengaruh dan dampak nyata bagi siswa. 

“Kami berharap program ini dapat benar-benar berdampak bagi anak-anak untuk merasakan secara langsung menjadi global student, sehingga mereka siap dan mampu menghadapi tantangan baru di masa depan,” tambahnya.

Salah satu orang siswa, Meiryn Qomar menyebutkan harapannya mewakili seluruh orang tua siswa yang hadir. Harapnya anak-anak tidak hanya melihat, namun juga merasakan teknologi yang ada di sana. Dari pengalaman ini juga, Meiryn mengingatkan para siswa agar belajar banyak hal dari sana, mulai dari budaya, bahasa, keseharian, dan hal-hal lainnya. 

“Ambillah banyak pelajaran dan pengalaman sebagai bahan kalian mempersiapkan diri dan agar dapat memberikan kontribusi terbaik kelak,” tuturnya.

Tak lupa, di sesi ini juga diserahkan secara simbolis atribut persiapan keberangkatan, seperti topi, jaket, dan koper. Acara dilanjutkan dengan pesan dari Fawwaz Adz Dzaki, siswa kelas VIII Boys yang akan berangkat sabtu ini. Dzaki menyampaikan sambutannya dan berterima kasih atas dukungan dari orang tua, guru, dan sekolah sehingga dapat terselenggaranya salah satu program favorit ini. Dzaki juga mengajak teman-temannya untuk semangat belajar variasi budaya yang nanti akan hadir dari banyaknya latar belakang selama tinggal di sana. 

“Perginya kita untuk belajar dari ragamnya perspektif agar dapat menjadi titik temu perdamaian dan ilmunya dapat kita gunakan dengan bijaksana.” tuturnya di akhir sambutan.

Hal unik yang kembali hadir di program ini, para siswa juga akan menyuguhkan penampilan budaya khas Indonesia yaitu tari saman. Diiringi musik rebana dan alunan suara syair serta gerakan tepuk tangan serentak.

“Kami sudah berlatih kurang lebih 2 minggu untuk penampilan ini,” ujar Hakim siswa kelas VIII Boys. (nuf)